Filosofi Batik Parang

 Dalam buku Implementasi Bahasa Python pada Motif Batik Tasikmalaya oleh Ratnadewi, Ariesa Pandanwangi, dan Agus Prijono (2021:23) secara filosofi, batik Parang memiliki pesan yang sangat dalam. Parang memiliki arti lereng atau tebing sehingga batik ini bermotif miring dan berbentuk diagonal menyerupai huruf “S” tanpa terputus-putus.


Berdasarkan motifnya batik motif Parang memiliki makna agar tidak mudah menyerah untuk mengarungi bahtera kehidupan meskipun banyak lika-liku yang harus dilalui. Selain itu juga harus terus berupaya untuk memperbaiki diri agar lebih baik.


Ada berbagai macam motif Parang, dan masing-masing motifnya memiliki makna tersendiri, adapun penjelasannya sebagai berikut.


1. Parang Rusak

Motifnya terlihat seperti ombak sehingga maknanya pun sebagai keberanian dan ketegaran. Motif batik Parang Rusak mirip dengan lengkungan keris pusaka Jawa dan ombak laut.Orang yang mengenakan motif batik ini diharapkan memiliki jiwa mulia yang mampu mengendalikan gelombang godaan ketika menjalani kehidupan sehari-hari.


2. Parang Barong

Ciri utama dari motif batik Parang Barong adalah bentuk huruf “S” yang lebih besar dari motif batik Parang Rusak. Makna dari motif batik ini yaitu pengendalian dari dalam diri, kebijaksanaan, dan kehati-hatian saat bertindak maupun bertutur kata.


3. Parang Slobong

Motif batik Parang Slobong lebih cenderung melambangkan keteguhan hati, kesabaran, maupun ketelitian manusia. Itulah mengapa, kebanyakan kaum laki-laki mengenakan motif batik Parang ini, terlebih lagi saat upacara pelantikan jabatan.


4. Parang Klitik

Ciri utama dari motif batik Parang Klitik adalah bentuk huruf “S” lebih kecil sehingga sering dianggap sebagai penggambaran citra feminim, lemah-lembut, perilaku bijaksana, dan perilaku halus.Motif batik jenis ini sering dikenakan oleh para putri raja dan juga dapat digunakan oleh laki-laki. Jika dikenakan oleh kaum laki-laki, maka motif batik ini akan mencerminkan kebijaksanaan.


5. Parang Kusumo

Motif batik Parang Kusumo sekilas bercorak seperti bunga walaupun tetap ada bentuk huruf “S” yang saling bertautan satu sama lain. Hal ini karena berasal dari namanya yaitu Parang yang berarti "lereng" dan Kusumo yang berarti "bunga".


Filosofi utama dari batik Parang Kusumo yaitu penggambaran jalinan antar manusia yang tidak terputus dan akan selalu terhubung secara berkesinambungan. Secara tidak langsung, makna tersebut juga dengan tali hubungan manusia yang secara erat terutama di keluarga.


6. Parang Curigo

Penamaan motif batik Parang Curigo berasal dari kata Parang artinya "lereng" dan Curigo yang merupakan nama lain dari bilah keris tanpa warangka. Gambar motif batik ini, akan tampak bentuk motif huruf “S” yang dimodifikasi menyerupai bilah keris.Filosofi utama dari motif batik Parang Curigo adalah supaya pemakainya dapat memiliki ketenangan, kecerdasan, maupun kewibawaan. Itulah mengapa, biasanya motif batik jenis ini sering dikenakan saat acara pesta.


7. Parang Tuding

Nama motif batik ini berasal dari Parang yang berarti "lereng" dan Tuding yang berarti "jari" telunjuk atau tengah menunjuk sesuatu. Huruf “S” pada batik ini terlihat menyerupai jari telunjuk yang tengah menunjuk, dengan susunan secara berjajar dan berkesinambungan.


Filosofi dari motif batik ini adalah siapapun yang mengenakannya diharapkan memberi petunjuk atas hal-hal yang baik. Itulah mengapa, motif batik ini dikenakan oleh para orang tua karena dianggap sebagai pengarah atau pemberi petunjuk kepada para keturunannya.


8. Parang Pamor

Parang Pamor yang berasal dari kata Parang berarti "lereng" dan Pamor berarti "aura yang terpancar dari seseorang". Ketika mengenakan batik jenis ini, diharapkan pemakainya memiliki aura yang memancar.


Ciri utama dari motif batik Parang Pamor adalah bentuknya yang lebih kecil-kecil dibandingkan dengan motif batik Parang sebelumnya.



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer