Minggu, 19 Januari 2025

Larangan Memakai Batik Parang dalam Pernikahan Jawa




Batik parang merupakan salah satu motif batik tertua di Indonesia, dikarenakan sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram, serta banyak banyak ditemukan di Solo dan Yogyakarta.


Batik merupakan salah satu seni kerajinan khas dari Indonesia khususnya di daerah Jawa. Batik memiliki banyak jenisnya yaitu batik tulis, batik sablon, batik celup dan batik terap.


Selain jenis batik, setiap batik juga memiliki motif dan filosofi yang berbeda-beda.


Seperti halnya ada batik parang yang sempat terkenal, dikarenakan dilarang digunakan saat acara resepsi pernikahan Kaesang dan Erina di Pura Mangkunegoro tahun lalu. Alasan dilarangnya batik parang ini yaitu adanya larangan penggunaan batik parang di kalangan umum dikarenakan batik tersebut hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan saja khususnya di Pura Mangkunegoro.


Selain itu, menurut filosofi jawa juga menyebutkan bahwa motif parang ini dilarang digunakan dalam acara pernikahan, karena dipercaya bisa membawa pasangan pengantin di kehidupan rumah tangga yang penuh dengan percekcokkan dan perselisihan.


Sedangkan, motif batik yang cocok digunakan untuk pernikahan jawa seperti motif truntun, motif grompol, motif sido asih, motif sido mulyo, motif sido mukti, motif cakar ayam, motif sido luhur dan motif wirasat


Seperti di Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Puro Pakualaman Yogyakarta, motif batik parang adalah motif batik terlarang yang hanya boleh dipakai oleh Adipati dan keluarganya, hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari sejarah berdirinya Dinasti Mataram," demikian bunyi penjelasan tersebut.


Mengutip dari Ensiklopedia The Heritage of Batik, batik motif parang merupakan salah satu batik keraton yang digunakan di lingkungan kerajaan dan tidak boleh dipakai sembarangan. Nama parang berasal kata pereng yang dalam bahasa Jawa memiliki arti garis lengkung menyerupai ombak laut.


Sesuai namanya, salah satu motif batik tertua di Indonesia ini memiliki susunan motif yang membentuk huruf S yang melambangkan kekuasaan, kekuatan, dan semangat yang tak pernah padam. Sedangkan, susunan yang saling menyambung satu sama lain bermakna sebuah kesinambungan.


Menurut buku Batik: Fabled Cloth of Java oleh Inger McCabe Elliot, motif parang memiliki makna yang menyiratkan kekuatan dan pertumbuhan yang digunakan oleh raja. Oleh sebab itu, motif parang tidak boleh digunakan oleh rakyat biasa.

4 komentar:

Panembahan Senopati, Pendiri Kerajaan Mataram Islam, Pencipta Motif Batik Parang yang Legendaris

Panembahane Senopati adalah pendiri Kerajaan Mataram Islam, yang warisannya saat ini masih terlihat dalam bentuk Keraton Jogjakarta dan Sura...